Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi
yang bersifat umum sehingga mencakup semua fenomena yang terjadi. Generalisasi
hanya akan memiliki makna yang penting jika kesimpulan yang diturunkan daru
sejumlah fenomena tadi saja namun bukan hanya dari fnomena tersebut tetapi juga harus berlaku fenomena-fenomena
lain yang sejenis yang belum diselidiki. Jadi, generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang
diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang
menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu
ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik,
dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan
lebih lanjut.
Contoh:
• Hidayat adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
• Sigit adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
Generalisasi: Semua polisi berambut cepak.
• Hidayat adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
• Sigit adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
Generalisasi: Semua polisi berambut cepak.
Generalisasi dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu, generalisasi tanpa loncatan induktif dan generalisasi dengan
loncatan induktif.
1. Generalisasi tanpa loncatan induktif:
1. Generalisasi tanpa loncatan induktif:
Generalisasi tanpa loncatan induktif
adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif
Generalisasi Dengan Loncatan
Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena
yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai kemeja.
Sebenarnya
antara generalisasi denga hipotese tumpang tindih sifatnya. Hipotese adalah
semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan
fakta-fakta lain lebih lanjut. Sementara teori adalah azas-azas yang umum dan
abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya
untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada. Untuk merumuskan hipotese yang
baik maka harus memperhatikan beberapa aspek berikut ini:
1. Secara
maksimal memperhitungkan semua evidensi yang ada .
2. Bila
tidak ada alasan-alasan lain, maka antara dua hipotese yang mungkin diturunkan,
lebih baik hipotese yang sederhana daripada yang rumit.
3. Sebuah
hipotese tidak pernah terpisah dari semua pengetahuan dan pengalaman manusia.
4. Hipotese
bukan hanya menjelaskan fakta yang membentuk tapi juga fakta lain sejenis.
Dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses
morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.Contoh: Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Defenisi lain yang di maksud dengan analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.
Tujuan diperincinya analogi adalah sebagai berikut:
1.
Untuk meramalkan kesamaan
2.
Untuk menyingkapkan kekeliruan
3.
Untuk menyusun sebuah klasifikasi
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau
ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan.
Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau
sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum
mengalami akibat.Contoh hubungan kausal :
1.
Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia
menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang
mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah. Beberapa
hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka
menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih
padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.
2.
Sejumlah pengusaha angkutan di Surabaya terpaksa gulung
tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya
operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar
ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan
ekonomi.
Sumber: Gorys Keraf Argumentasi dan Narasi PT Gramedia pustaka 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar